Muhadloroh PP Al-Anwar Sarang Rembang |
Muhadloroh merupakan lembaga pengajaran ilmu-ilmu keislaman yang dimiliki oleh PP. Al Anwar yang berdiri pada tahun 1984 M. Sejarah berdirinya Muhadloroh ini dilatar belakangi oleh melubernya jumlah santri yang tidak bersekolah (MGS), yang mana kebanyakan dari santri tersebut merupakan jebolan dari pesantren lain. Karena faktor usia, ekonomi atau mungkin karena faktor yang lain, mereka lebih memilih untuk cukup mengaji dan beristifadah kepada Syaikhina Maimoen Zubair dan para masyayekh di lingkungan Sarang lainnya. Dengan berbagai alasan dan atas usulan para santri yang menginginkan agar dibentuk sebuah majlis pengajian, maka sebagai implementasi dari usulan para santri tersebut dan atas izin dari syaikhina Maimoen Zubair dibentuklah majlis ta'lim yang menjadi cikal bakal Muhadloroh. Adapun penanganan majlis ini diserahkan oleh syaikhina Maimoen Zubair kepada salah satu santri senior kala itu yaitu ustadz Romadlon. Selanjutnya oleh beliau majlis ta'lim tersebut diberi nama Muhadloroh, dan beliau juga merupakan ustadz pertama yang mengajar di majlis ta'lim tersebut yang kala itu santrinya baru berjumlah 15 orang. Adapun materi pelajaran yang diberikan masih sebatas ilmu alat saja, yakni dengan menggunakan kitab Ibnu Aqil, itupun hanya satu jam pelajaran saja, mulai dari jam 10.00 sampai jam 11.00 siang.
Seiring perjalanan waktu santri yang berminat untuk masuk Muhadloroh pun semakin banyak, maka Muhadloroh pun akhirnya dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu dari tingkat satu sampai tingkat empat. Selanjutnya untuk menanggulangi jumlah santri yang membludak dan minimnya tenaga pengajar, atas intruksi dari pengurus Muhadloroh direkrutlah sejumlah santri senior yang dianggap mempunyai potensi untuk membantu kelancaran dari Muhadlorh, baik itu dari Mutakhorijin Muhadloroh sendiri maupun dari mutakhorijin MGS, diantaranya ustadz Husnan (Sedan), ustadz Mukhlish (Pekalongan) dan ustadz A. Asnawi (Kudus).
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya Muhadloroh mampu melahirkan kader-kader yang mumpuni dalam ilmu agama, dan ini merupakan sebuah bukti bahwa Muhadloroh mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dari segi kwalitas maupun kwantitasnya. Yang dulunya hanya hanya terdiri dari empat tingkatan kini menjadi enam tingkatan ditambah tingkat untuk persiapan (SP) bagi santri yang ilmu agamanya masih minim. Bahkan sekarang Muhadloroh sudah mempunyai gedung sendiri dengan tinggi lima lantai dan dinamakan gedung serba guna (GSG) yang oleh kebanyakan santri lebih sering disebut MAK.
Walaupun Muhadloroh merupakan lembaga pendidikan yang bisa dibilang lembaga dlorurot namun tidak berarti dalam pengajarannya asal-asalan. Walaupun tidak mengikuti kurikulum formal namun Muhadloroh ini mempunyai system kurikulum sendiri yang sudah disusun dengan rapi, sehingga dalam pengajarannya dapat efektif dan mengena pada sasaran, karena pada dasarnya yang mengajar di Muhadloroh merupakan alumni atau mutakhorijin dari Muhadloroh sendiri misalnya Ust. M. Naf'an dan juga dari alumni MGS semisal Ust. M. Sa'udi dan juga diasuh oleh para masyayeh antara lain KH. Maimoen Zubair, KH. Abdullah Ubab MZ, KH. M. Najih MZ, KH. Majid Kamil MZ, KH. Aufal Marom, KH. Abdur Ro'uf MZ, KH. Muhammad Wafi MZ, KH. Taj Yasin MZ, KH. Alim dll.
Untuk mengasah intelektualitas dan pemahaman santri atas apa yang telah dipelajari di Muhadloroh, serta melatih kepekaan santri terhadap masalah-masalah yang banyak terjadi dimasyarakat, maka digelarlah sebuah forum musyawarah yang diadakan masing-masing tingkatan yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Adapun yang dibahas disesuaikan dengan tingkatan masing-masing. Disamping itu juga ada mauqufah ISMAH yang juga diadakan tiga bulan sekali yang diperuntukkan untuk semua tingkatan yang diikuti oleh delegasi masing-masing tingkatan.
0 comments:
Post a Comment