Kemajuan Islam di Eropa tak terpisahkan dengan Andalusia. Bahkan pada suatu era, sinar islam yang membanggakan muncul dari ufuk barat Eropa ini. Lewat istana Alhamra dan masjid Córdoba, dunia masih bisa mengenang jejak kemegahannya.
Orang kini mengenang Andalusia sebagai Spanyol, Negara berpenduduk mayoritas katolik. Ada sejarah pahit di sana seputar pergantian penguasa yang berujung pada upaya pemura dan umat Islam besar-besaran. Namun umat islam Spanyol berupaya untuk bangkit kembali sejak terpuruk di abad ke-15.
RETAK DARI DALAM.
Sejarah Andalusia dalam peta perkembangan islam berawal dari permintaan Julian kepada Musa bin Nusair. Julian adalah gubernur Ceuta dari Andalusia dan Musa adalah raja muda dari Afrika. Julian meminta bantuan kepada Musa untuk menyelamatkan negerinya yang dilanda kekacauan hebat.
Musapun memerintahkan panglimanya yang pemberani, Thariq bin Ziyad untuk mengunjungi Andalusia. Pada tahun 711M, Tariq dengan 12000 pasukannya mendarat di Gibraltar. Ternyata sekelompok prajuritnya berubah pikiran untuk kembali ke Afrika. Diceritakan Thariq membakar semua kapal sampai menjadi abu lalu menantang meraka,"Yang maju akan mendapat kemenangan atau mati sahid, tetapi yang lari menjadi mangsa ikan hiu di laut tengah yang ganas."
Akhirnya pada tanggal 19 Juli 711 M, Tariq bersama-sama pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Kristen di muara sungai Barbate. Kemudian, Thariq membagi pasukannya ke dalam empat wilayah penting yaitu : Toledo, Coordoba, Malaga, Grenada. Inilah benih kekuasaan Islam di Spanyol yang berlangsung selama ratusan tahun .
Raja muda Musa bin Nusair berkuasa di Toledo pada tahun 711M-756M dengan pengawasan Bani Umayyah di Damaskus. Daerah-daerah lain pun dipimpin oleh penguasa muslim. Kemudian disusul berdirinya Mulukulth Thawaif mengalami keretakan dari dalam yang di sebabkan hal-hal sepele. Misalnya perebutan wanita, harta dan upeti serta saling menjatuhkan. Andalusia pun goyah Kendati demikian tak terlalu mudah bagi penguasa lain untuk menjatuhkannya .
Pada pertengahan 1491 M, Raja Ferdinan V mulai mengepung Granada. Selama tujuh bulan, mereka menekan Granada hingga akhirnya raja terakhir banti akhmar Abu 'Abdillah menyerah. Berakhirlah kejayaan Andalusia.
Pengalihan kekuasaan adalah biasa dalam perjalanan sejarah, namun yang membesitkan kepahitan adalah peristiwa pemurtadan akbar.
Raja Ferdinand V menetapkan peraturan: penduduk di perbolehkan tinggal di Andalusia dengan syarat memeluk agama katolik. Menolak berati wajib meninggalkan tanah air mereka ternyata separo umat Islam terpaksa menukar Imannya dengan izin menetap di tanah airnya sendiri karena tidak mampu bermigrasi.
PESONA SI MERAH
Istana Alhambra adalah jejak kejayaan islam yang masih bisa dinikmati hingga hari ini. Alhambra berasal dari bahasa Arab, hamra' bentuk jamak dari kata akhmar yang berarti" merah". Dinamakan demikian karena pusat keindahan Andalusia ini didominasi warna merah, ubin batu bata, dinding, perabot dan detail bangunan berwarna merah. Istana ini berfungsi sebagai benteng kota Granada. Ada pula yang berpendapat bahwa Alhambra mengambil salah seorang pendirinya yaitu sultan Muhammad bin Al-Akhmar dari bani Akhmar atau bangsa Moor. Ia adalah keturunan Said bin ubaidah seorang sahabat rosululloh SAW yang berasal dari suku Khozroj di Madinah.
Istana ini berdiri kokoh di bukit La Sabica. Dinding bagian luar dan dalamnya dihiasi kaligrafi yang sulit di cari tandingannya. Dari penataannya terlihat keunikannya peradaban Umat Islam tempo dulu. Misalnya pembagian ruangan berdasarkan fungsi yang di beri nama secara khusus.
Misalnya Hausyus sibb (Taman singa) yang di kelilingi 128 tiang marmer. Ditengahnya terdapat kolam air mancur yang dihiasi 12 patung singa melingkar. Di bagian dalam terdapat ruangan-ruangan indah, Baitul hukkini (ruang pengadilan) seluas 1m x 15 m; Baitul Siraj berbentuk bujur sangkar dengan luas 6,25 m x6,25 m yang di penuhi hiasan-hiasan kaligarafi Arab; Hausy ar-Raihan yang memiliki al-Birkah atau kolam di tengahnya; Baitul ukhtain (Ruangan dua saudara perempuen ) yaitu ruang khusus untuk dua saudara perempuan Sultan Al Akhmar. Selain Istana Alhambra, di Spanyol juga terdapat jejak Islam lainnya yaitu masjid Kordoba yang didirikan oleh Sultan Abu Yusuf Al Muwahhid pada tahun 785 m. Masjid ini makin megah sejak diperbesar tahun 848 dan 961. Sayang sekali pada 1187 penguasa memutuskan untuk mengalih fungsikannya menjadi katedral santa maria de la sede hingga sekarang.
Yang sangat menyedihkan, perpustakaan–perpustakaan Islam ikut dibakar dan dihancurkan. Karya tulis yang sampai kepada kita hanyalah bagian terkecil dari karya-karya pemikir islam di zamannya hingga sekarang sulit dicari tandingannya.
GUDANG ILMUAN
Berkat kedatangan Islam di Adalusia, baik ilmu pengetahuan, kebudayaan, maupun arsitektur gagah berkibar. Di negeri ini lahir tokoh-tokoh berpengaruh yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan.
Di antaranya adalah cendikiawan Ibnu Thufail (1107-1185) di lahirkan di Asya, Granada. Ia pernah menjabat sebagai menteri bidang politik dan gubernur Sabtah dan Tonjah di Maghribi. Ibnu Thufail adalah guru ilmu filsafat Ibnu Rusyd (averroes) ia menguasai ilmu hukum, pendidikan dan kedokteran. Thufail pernah diangkat sebagai dokter pribadi seorang amirul muwahhidin (raja).
Salah seorang cendikiawan Islam terbesar juga lahir di Andalusia. Dialah Ibnu Rusyd (1126-1198) yang berasal dari Cordoba. Lidah barat menyebutnya Averroes ia seorang ahli hukum, ahli hisab (aritmatika), kedokteran dan ahli filsafat terbesar dalam sejarah Islam beliau dilantik sebagai hakim di Sevilla pada tahun 1169 dan di Cordoba tahun 1171 dan juga diangkat sebagai dokter kepercayaan istana tahun 1182. Karya terbesar yang ditulis olehnya kitab kuliyah fi at-thibb (encyclopydia of medicine) yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan inggris. Karya ini menjadi buku wajib di universita-universitas eropa. Akibat pemikiran kritisnya ia pernah diasingkan ke lucena dan sebagian karyanya dimusnahkan. Doktrin averroeisme mampu mempengaruhi yahudi dan Kristen, baik barat maupun timur. Maka boleh dikatakan bahwa eropa sesunguhnya berhutang kepada Ibnu Rusyd.
Ibnu Arabi (1164-1240) dikenal juga sebagai ibnu suroqoh, Ash-Shaikhul Akbar atau doctor maksimus dilahirkan di Murcia (sebelah tenggara spanyol). Karya-karyanya luar biasa konon beliau menulis lebih dari 500 judul buku saat ini sekiatr 150 karyanya masih bisa diselamatkan dan disimpan di perpustakaan nasional Mesir.
BERGAUNG KEMBALI
Tanggal 10 juli 2003 itu menjadi hari bersejarah bagi muslim di spanyol. Setelah kurang lebih 500 tahun terendam waktu, adzan kembali bergaung indah di cordova. Pasalnya pada hari itu salah satu masjid direstukan. Disusul pembukaan selubung kain merah penutup prasasti batu. Sheikh Sultan bin Muhammad Al Qosimi dari Uni Emirat arab (UEA). Umat islam spanyol menyambut peristiwa itu dengan ucapan Allohu Akbar.
Kabar gembira lainnya juga terdengar sejak awal tahun 2005 lalu berdasarkan ketetapan departemen agama Negara spanyol, sekolah-sekolah di spanyol secara resmi diperbolehkan memberikan pelajaran Islam bagi para siswanya yang muslim. Rencana pengajaran agama Islam bagi siswa-siswi muslim ini sebenarnya sudah ada sejak satu decade lalu, tapi belum bisa diimplementasikan karena berbagai kendala.
Perkembangan ini, tidak lepas dari peran dari Joserodrigues zapatero menduduki tampuk kepemimpinan di spanyol, komunitas muslim di negeri itu mulai mendapat perhatian dari pemerintah Zapatero yang berasal dari kelompok sosialis sejak berkuasa sudah mencabut sejumlah hak-hak istimewa gereja katholik yang diberikan pada saat partai rakyat di spanyol berkuasa.
Salah satu langkah konkritnya adalah memberikan izin pengajaran agama islam di sekolah-sekolah umum di kota-kota besar di spanyol yang jumlah komunitasnya cukup banyak. Misalnya kota Barcelona, Madrid dan Andalusia (from RELIGI magazine)
0 comments:
Post a Comment