By: Dr. KH. Aldul Ghofur Maimoen MZ
Alkisah, dahulu ada seorang bernama Isa bin Musa. Ia sangat mencintai istrinya melebihi apa pun jua. Sehingga dalam penglihatannya tak ada yang lebih cantik melebihi istrinya.
Suatu hari, dengan bermaksud memuji istrinya ia berkata padanya: "jatuh talak-mu jika dirimu tak lebih cantik dari pada rembulan."
Sontak istrinya berdiri dan menyembunyikan diri dari suaminya tersebut. "Engkau telah menjatuhkan talak pada diriku!" katanya.
Hari itu benar-benar petaka baginya. Malam hari ia lewati dengan segenap kegelisahan. Esok hari segera ia menghadap kepada Khalifah Al-Mansur dan menceritakan musibah yang menimpanya.
"Wahai Amirul Mukminin, jika benar-benar jatuh talaknya niscaya saya akan mati nelangsa. Dan memang kematian lebih baik bagiku dari pada hidup tanpa dia," keluhnya pada Sang Khalifah.
Kesedihan itu tampak benar pada seluruh tubuhnya. Lalu Khalifah Al-Mansur memanggil seluruh para ahli fikih untuk dimintai fatwa.
"Bagimana Tuan-tuan yang mulia, apakah talaknya telah jatuh?" tanya Khalifah.
Semua ahli fikih yang hadir mengiyakan. Istri Isa bin Musa tak secantik rembulan. Itu hanya perasaan Isa saja yang terlalu mencintai istrinya hingga matanya buram. Hanya satu ulama yang tampak tak setuju. Ia diam saja. Pandangan Khalifah pun tertuju padanya.
"Kenapa engakau diam saja? Apa kamu memiliki pendapat lain?"
Lalu dia membacakan Surah At-Tiin, Ayah 1 hingga 4:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,
dan demi bukit Sinai,
dan demi kota (Mekah) ini yang aman,
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
"Jadi", kata sang alim menyimpulkan, "tidak ada satu pun yang lebih cantik dan indah melebihi manusia."
Khalifah Al-Mansur manggut-manggut setuju. Lalu katanya kepada Isa bin Maimun:
"Allah telah melapangkan jalan buatmu. Segera temui istrimu. Dia masih istrimu yang SAH."
Labels: Cerita, Hukum Islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Assalamualaikum , saya dapat ilmu baru Alhamdulillah,
Post a Comment